Kesejahteraan Masyaralcat Sebagai Keniscayaan Dalam Tinjauan "Mahasudassana Sutta dan Dasa Raja Dhamma"
Abstract
esejahteraan masyarakat dapat tercipta ketika seorang pemimpin memiliki moral yang baik, sehingga menjadi teladan bagi warganya. Kesejahteraan bukan hanya keinginan, tetapi juga keharusan yang sangat penting bagi setiap orang. Parsons mengasumsikan bahwa dalam suatu sistem, terdapat fungsi-fungsi yang saling berhubungan dan bekerja sama. Apabila salah satu fungsi terganggu atau tidak berfungsi, hal ini akan mempengaruhi sistem lainnya. Kepemimpinan yang ideal adalah kepemimpinan yang didasarkan pada sepuluh kewajiban raja (Dasa Raja Dhamma) yang harus dilaksanakan dengan baik. Sepuluh hal tersebut meliputi: 1) Dana (bermurah hati); 2) Sila (bermoral); 3) Pariccaga (berkorban); 4) Ajjava (tulus hati dan bersih); 5) Maddava (ramah tamah dan sopan santun); 6) Tapa (sederhana); 7) Akkodha (tidak berniat jahat, bermusuhan, dan membenci); 8) Avihimsa (tanpa kekerasan); 9) Khanti (sabar dan rendah hati); 10) Avirodhana (tidak menimbulkan atau mencari pertentangan). Dalam membangun kesejahteraan bangsa dan negara, penting untuk mengaktualisasikan simbol dari tujuh pusaka permata sebagaimana terdapat dalam Maluzsudassana Sutta. Pemimpin harus bermoral (Cakka Ratana), memiliki kekuatan (Hatthi Matta), mampu membangun infrastruktur yang baik (Assa Ratana), menyiapkan devisa/cadangan (Mani Ratana), didukung oleh para wanita yang baik (Itthi Ratana), memiliki bendahara untuk mengatur rumah tangga negara dengan bijaksana (Gahapati Ratana), dan didampingi oleh penasihat yang bijaksana (Parinayaka Ratana).
Keywords
Full Text:
59-68 PDFReferences
Homer, I.B. 1975. The Minor Anthologies of the Pali Canon Part III: Chronicle of Buddhas (Buddhavamsa) and Basket of Conduct (Cariyapitaka). London: The Pali Text Society.
Jutanago (editor). 1985. Nabi Suci Dhammapada. Jakarta: Yayasan Dhammadipa Arama.
Lay, U Ko. 2000. Panduan Tipitaka: Panduan Kitab-kitab Suci Agama Buddha. Diterjemahkan oleh Lanny Anggawati dan Wena Cintiawati. Klaten: Vihara Bodhiwamsa.
Magnis, Frans. Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1999.
Narada. 1988. Sang Buddha dan Ajarannya. Kuala Lumpur: Buddhist Missionary Society.
Bhikkhu. 1998. Kehidupan Sang Buddha. Kandy: Buddhist Publication Society.
Nyanatiloka. 1970. Kamus Buddha: Manual Istilah-istilah dan Doktrin Buddha. Singapura: Singapore Buddhist Meditation Centre.
Palmer, Richard E. 2005. Hermeneutika: Teori Baru Mengenai Interpretasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Priastana, Jo. 2001. Buddha Dharma Kontekstual. Jakarta: Yayasan Yasodara Putri.
Ricoeur, Paul. 2014. Teori Interpretasi: Membelah Makna dalam Anatomi Teks. Yogyakarta: IRCiSoD.
Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumaryono, E. 1993. Hermeneutika: Sebuah Metode Filsafat. Yogyakarta: Kanisius.
Walse, Maurice. 2009. Digha Nikaya: Kotbah-kotbah Panjang Sang Buddha. Jakarta: Dhamma Citta Press.
Widjaya, Hendra (Penerjemah). 2013. Dhammapada: Syair Kebenaran. Tanpa Kota: Ehipassiko Foundation.
DOI: https://doi.org/10.69835/vjp.v4i1.348
Refbacks
- There are currently no refbacks.
INDEX BY: