Makna Alat Dharma Bagi Umat Buddha Mahayana

Nyoto Nyoto

Abstract


Aliran Buddha Theravada melakukan ritual dengan membaca Paritta dalam bahasa Pali sedangkan aliran Mahayana melakukan puja bhakti dengan bahasa mandarin dan sansekerta. Dalam melakukan Puja Bhakti Theravada masyarakat hanya membaca paritta, bermeditasi, menyanyikan lagu Budha, kemudian mendengarkan ceramah dhanima. Namun sekte mahaya menggunakan alat dharma dalam melakukan puja bhakti. Alat musik tersebut adalah gendang, in cing, genta, gong, tan ce, he ce, dan mu yi. setiap alat yang digunakan mempunyai sejarah, dan makna bagi puja bhakti Mahayana. Dalam penelitian yang diadakan bertujuan untuk mengetahui makna umat candi lalitavistara terhadap alat dharma. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan deskriptif. Agar data yang diperoleh memuaskan maka penulis mengadakan observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk memperoleh data yang diperoleh secara akurat. Hasil penelitian ini adalah mengetahui makna alat dharma bagi umat candi lalitavistara.

Keywords


Kebudayaan, alat dharma, ritual.

Full Text:

PDF 45-53

References


Piyadassi. (2003). Spektrum Ajaran Buddha. Yayasan pendidikan Buddhis

Triratna. Jakarta.

Sri Dhammananda. (2005). Keyakinan Umat Buddha. Yayasan penerbit Karaniya.

Jakarta

Suwarto, (1995). Buddha Dharma Mahayana. Majelis Agama Buddha Mahayana

Indonesia. Palembang.

http:/ / www.majalahharmoni.com/ daftar-isi-majalah/ edisi-22/8-lambang-

keberuntungan/

http://clouddharma.com/2016/03/10/ pengetahuan-umum-buddhis-path-3-

alat-alat-simbol /




DOI: https://doi.org/10.69835/vjp.v5i2.373

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


INDEX BY:

View My Stats

Vijjacariya: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Buddhis is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.